Pabrik Baterai Hybrid Mitsubishi di Bekasi Siap Produksi 2026
Langkah Mitsubishi dalam menghadirkan kendaraan elektrifikasi di Indonesia semakin konkret. Tidak hanya meluncurkan lini hybrid seperti Xpander HEV dan Minicab MiEV, kini Mitsubishi mengumumkan akan membangun pabrik baterai hybrid di Bekasi. Proyek strategis ini akan menjadi tulang punggung elektrifikasi produk mereka di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Lokasi Strategis di Jantung Industri Otomotif
Pabrik ini akan berdiri di kawasan GIIC (Greenland International Industrial Center), Bekasi, Jawa Barat. Lokasi ini bukan hal baru bagi Mitsubishi. Di sinilah berdiri fasilitas utama Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) yang selama ini memproduksi model unggulan seperti Xpander, Xpander Cross, Pajero Sport, dan yang terbaru, Mitsubishi Xforce.
Dengan lokasi yang sudah memiliki ekosistem produksi kendaraan, keberadaan jalur produksi baterai akan mempercepat integrasi proses manufaktur kendaraan hybrid hingga ke pengemasan baterainya sendiri.
Investasi Besar, Komitmen Serius
Mitsubishi menyiapkan dana investasi sekitar Rp5,7 triliun (sekitar 375 juta dolar AS) untuk ekspansi fasilitas ini. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun jalur produksi khusus baterai hybrid dan mendukung sistem elektrifikasi kendaraan secara lokal.
Langkah ini sekaligus menunjukkan bahwa Mitsubishi tidak hanya menjual mobil hybrid, tetapi juga berniat membangun ekosistem industri elektrifikasi di dalam negeri—sesuatu yang sangat penting untuk mengurangi ketergantungan impor komponen.
Model Apa Saja yang Akan Pakai Baterai Lokal?
Beberapa model yang direncanakan akan menggunakan baterai hasil produksi lokal antara lain:
- Xpander Hybrid – yang telah lebih dulu meluncur di Thailand.
- L100 EV – kendaraan niaga listrik ringan.
- Destinator – SUV entry-level Mitsubishi yang baru saja diperkenalkan tahun ini.
Dengan produksi baterai dilakukan di Indonesia, biaya produksi bisa ditekan. Efeknya, harga jual unit hybrid dan EV Mitsubishi untuk pasar Indonesia dan ASEAN berpotensi lebih terjangkau.
Kapan Produksi Dimulai?
Menurut laporan resmi yang dirilis oleh media otomotif, pabrik baterai ini dijadwalkan beroperasi pada akhir tahun 2026. Awalnya, jalur produksi akan difokuskan untuk memenuhi permintaan domestik, khususnya Xpander Hybrid. Jika kapasitas mencukupi, hasil produksinya akan diperluas ke model lain bahkan potensi ekspor ke kawasan ASEAN.
Dampak Ekonomi Lokal dan Nasional
Kehadiran pabrik ini diprediksi akan membawa dampak besar bagi industri otomotif Indonesia:
- Meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
Produksi baterai secara lokal akan meningkatkan nilai lokal kendaraan hybrid Mitsubishi, memperbesar peluang mereka untuk mendapat insentif pajak dari pemerintah. - Penciptaan Lapangan Kerja Baru
Proyek ini diperkirakan akan membuka lebih dari 1.000 lapangan kerja baru di sektor manufaktur dan teknologi baterai. - Dukungan terhadap Target Emisi Nasional
Pemerintah menargetkan pengurangan emisi 29% pada 2030. Kendaraan elektrifikasi seperti hybrid dan EV menjadi salah satu kuncinya.
Tantangan yang Harus Dihadapi
Tentu, proyek sebesar ini tidak lepas dari tantangan. Beberapa yang perlu diperhatikan:
- Kesiapan teknisi lokal untuk menangani produksi dan perawatan baterai.
- Sertifikasi ekspor jika ingin mengirim baterai ke luar negeri.
- Infrastruktur pendukung, seperti daur ulang baterai dan sistem logistik.
Namun dengan pengalaman Mitsubishi di pasar global, banyak pihak optimistis mereka bisa mengatasi tantangan ini.
Pembangunan pabrik baterai hybrid Mitsubishi di Bekasi menjadi langkah nyata menuju masa depan otomotif Indonesia yang lebih hijau dan mandiri. Ini bukan hanya investasi industri, tapi juga investasi dalam teknologi, SDM, dan lingkungan.
Bagi konsumen, ini berarti harga mobil hybrid seperti Xpander HEV berpotensi lebih murah, lebih cepat tersedia, dan perawatannya lebih terjamin karena semua sudah dikelola dari dalam negeri.
-0 Comment-